Negara berkembang adalah istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan negara-negara yang sedang berada dalam tahap transisi ekonomi dan sosial.
Meski banyak yang mengasosiasikan negara berkembang dengan beberapa tantangan seperti kemiskinan atau infrastruktur yang belum memadai, negara berkembang juga memiliki potensi besar untuk maju.
Di tengah proses pembangunan, negara-negara ini mengatasi hambatan dan memanfaatkan sumber daya untuk mengejar ketertinggalan dari negara maju.
Artikel ini akan membahas beberapa ciri ciri negara berkembang yang kerap melekat pada negara berkembang, serta bagaimana negara-negara ini dapat bertransformasi untuk mencapai kemajuan yang lebih besar.
- Pendapatan Per Kapita yang Rendah
Salah satu ciri utama negara berkembang adalah pendapatan per kapita yang relatif rendah dibandingkan negara maju. Pendapatan per kapita mengacu pada rata-rata pendapatan yang dihasilkan oleh individu dalam suatu negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun.
Rendahnya pendapatan per kapita ini mengindikasikan bahwa sebagian besar populasi belum mencapai taraf hidup yang layak. Banyak warga di negara berkembang yang masih berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti pangan, kesehatan, dan pendidikan.
- Ketergantungan pada Sektor Pertanian
Ciri lainnya dari negara berkembang adalah ketergantungan yang tinggi pada sektor pertanian. Di banyak negara berkembang, sebagian besar penduduknya bekerja di sektor pertanian dan mengandalkan hasil pertanian sebagai sumber utama pendapatan. Hal ini berbeda dengan negara maju yang memiliki diversifikasi ekonomi lebih luas dengan fokus pada sektor industri, teknologi, dan jasa.
- Infrastruktur yang Belum Memadai
Infrastruktur adalah elemen penting dalam pembangunan ekonomi. Di negara berkembang, infrastruktur sering kali belum memadai, termasuk jalan raya, transportasi umum, listrik, air bersih, dan layanan telekomunikasi. Infrastruktur yang belum optimal ini sering kali menjadi hambatan dalam mendukung pertumbuhan ekonomi, karena memperlambat distribusi barang dan jasa, menghambat investasi, serta mengurangi efisiensi indusstri.
- Tingkat Pendidikan dan Kesehatan yang Masih Rendah
Di negara berkembang, akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan sering kali terbatas. Pendidikan dan kesehatan yang rendah menjadi tantangan serius dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, yang seharusnya menjadi pilar pembangunan ekonomi. Rendahnya tingkat pendidikan membuat banyak tenaga kerja di negara berkembang kurang kompeten untuk memasuki sektor-sektor ekonomi yang lebih produktif, seperti teknologi dan jasa.
- Tingginya Tingkat Pengangguran dan Keterbatasan Lapangan Kerja
Tingginya tingkat pengangguran dan kurangnya lapangan kerja adalah ciri lain dari negara berkembang. Meski banyak penduduk usia produktif, lapangan pekerjaan yang tersedia sering kali tidak cukup untuk menampung seluruh tenaga kerja. Selain itu, sebagian besar pekerjaan yang tersedia di sektor informal, seperti pedagang kecil atau buruh tani, memiliki tingkat upah yang rendah dan tidak menawarkan jaminan kerja.
- Ketidakstabilan Politik dan Tingkat Korupsi yang Tinggi
Faktor politik memiliki peran penting dalam menentukan kemajuan suatu negara. Banyak negara berkembang masih menghadapi ketidakstabilan politik yang disebabkan oleh pergolakan internal, konflik, atau perubahan pemerintahan yang tidak teratur. Ketidakstabilan politik ini sering kali membuat kebijakan ekonomi sulit dijalankan dengan konsisten, serta mengurangi minat investor asing untuk menanamkan modal di negara tersebut.
Negara berkembang memiliki tantangan dan karakteristik yang khas, seperti pendapatan rendah, ketergantungan pada sektor pertanian, keterbatasan infrastruktur, dan tingkat pendidikan yang masih rendah.
Meski begitu, negara-negara ini memiliki potensi besar untuk tumbuh dengan mengatasi tantangan-tantangan tersebut. Dengan perbaikan di sektor-sektor kunci, serta didukung oleh kebijakan pemerintah yang tepat, negara berkembang bisa meraih kemajuan yang signifikan dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya.