Sandwich Generation Adalah Fenomena Sosial Yang Harus Segera Diatasi

Pada akhir abad 20 ini nyatanya banyak dijumpai sandwich generation. Sandwich generation adalah sebuah fenomena sosial yang pada dasarnya harus dihindari atau diobati, karena memang kondisi semacam ini bukanlah sesuatu yang baik. Bisa berdampak pada kesehatan mental orang yang mengalaminya. Mungkin banyak juga diantara Anda yang terjebak menjadi generasi sandwich dan kesulitan ketika harus keluar atau memutus rantainya tersebut. Karena sifatnya sendiri generasi roti lapis ini turun-temurun dan menular.

Sandwich generation adalah sebuah kondisi ketika seseorang terjebak diantara dua generasi, yaitu mereka memiliki dua buah tanggung jawab sekaligus untuk menghidupi dua generasi, orang tuanya serta anak-anaknya. Hingga terkadang hal semacam inilah yang membuat generasi sandwich rentan mengalami beragam masalah keuangan, bahkan juga hingga mengalami gangguan mental sampai depresi, karena merasa tidak bisa maksimal dalam menjalani hidup. Tidak bisa memberikan yang terbaik kepada anak-anak maupun orang tuanya.

Banyak hal yang dapat memicu terbentuknya generasi sandwich ini, sebut saja ketika seseorang tidak bisa mengelola keuangannya dengan baik, perilaku konsumtif di masa muda. Sampai dengan malas untuk mencari pemasukan atau malas bekerja, padahal semakin lama tingkat kebutuhan juga semakin naik. Pada dasarnya generasi sandwich ini sendiri juga terbagi atas 3 jenis, yaitu:

  1. The traditional sandwich generation, yaitu generasi sandwich yang isinya adalah orang dewasa dengan usia sekitar 40 hingga 50 tahun. Orang ini diapit dengan dua kebutuhan, yaitu orang tua yang sudah lanjut serta anak-anak yang masih butuh bantuan finansial. Hanya saja memang orang-orang yang berasal di dalam generasi sandwich ini tetap bisa memutus rantai tersebut, sebut saja diantaranya adalah dengan menyiapkan dana pensiun sehingga di masa tua tak akan merepotkan buah hati Anda, cara yang lainnya adalah dengan memberikan pendidikan finansial yang layak kepada buah hati, agar tidak sampai mengalami masalah yang sama.
  2. The club sandwich generation, ada juga generasi sandwich yang isinya adalah orang dewasa dengan rentan usia yaitu sekitar 30 hingga 60 tahun, jadi jika seandainya anak sudah menikah, maka ia akan diapit oleh anak-anak serta cucunya yang tinggal di rumah yang sama, serta masih bergantung kebutuhannya dengan orang tua. Sehingga mereka yang hidup di keluarga semacam ini harus menanggung kebutuhan yang lebih banyak. Apalagi memang keberadaan dari cucu ini yang jalannya masih panjang, butuh biaya pendidikan lagi.
  3. The open faced sandwich generation, pada generasi yang satu ini adalah mereka atau siapa saja yang terlibat di dalam perawatan lansia. Jadi jika seandainya mereka sudah menikah, maka nantinya masih harus membiayai orang tua serta membiayai saudara kandungnya tersebut. Jadi pemasukan yang didapatkan bukan hanya untuk dirinya sendiri, melainkan juga dipakai untuk orang tua serta adik-adiknya

Sandwich generation adalah sesuatu yang harus dihindari, sedangkan bagi Anda yang masih terjebak didalamnya dianjurkan untuk memutus rantai tersebut. Semakin berbahaya jika dibiarkan karena memang dapat menular kepada anak cucu. Sebisa mungkin bekerja keras agar nantinya bisa mendapatkan banyak uang untuk mencukupi diri sendiri dan keluar dari keluarga, pastikan juga Anda dapat mengelola keuangan tersebut secara cerdas, sehingga tidak sampai mengalami krisis keuangan. Ajarkan juga buah hati Anda mengenai pendidikan finansial sedini mungkin sehingga bisa cerdas di dalam mengelola keuangannya.